Bila langit melukiskan mawar merah yang merekah indah,
Menghangatkan
setiap diri yang kaku membisu dalam ruang sempitnya,
Maka,
Bersamaan dengan
pesiar-pesiar yang mengangkasa dan bintang yang beterbangan menghinggap mahkota
Kepada semesta,
novel-novel dibacakan,
Demi setiap
huruf yang tergores,
Kan ku peras butiran
darahku untuk menjadi tintanya,
Kan ku kupas tiap
inci kulitku untuk menjadi kertasnya,
Kan ku runcingkan
tulangku untuk menjadi penanya,
Dalam lukisan harap
dari semesta hati,
Ijinkan
diorama-diorama cintaMu berbicara Tuhan..
Ijinkan ia
mengurungku dalam jerujinya yang tak terpatahkan..
Dalam waktu yang
terus terdilatasi oleh belaian ambisi,
Hiaskanlah langkah
ini bingkai accelerasi,
Menuju telagaMu
yang wangi.
Malang, 25 November 2010
Mufida Eliana
Fisika UM
Fisika UM